Mengukir pengalaman pribadi setelah lebih dari 1 tahun bolak-balik RS. Hasan Sadikin Bandung.....
Pengalaman yang sangat berharga ^_^
Pengalaman yang sangat berharga ^_^
TBC Kelenjar atau dalam bahasa kerennya Limfadenitis Tuberkulosis.
Yang namanya TBC ternyata bukan hanya di paru-paru, ada bagian lain
juga yang bisa terserang, bisa tulang, saluran pencernaan bahkan otak.
Salah satunya pula adalah kelenjar yang tidak lain yaitu kelenjar getah
bening. Tentu saja kelenjar getah bening yang punya mandat sebagai salah
satu sistem kekebalan tubuh kita, jika terserang bakteri TBC ini akan
sangat mengancam tubuh kita. Salah satu kelenjar getah bening yang
banyak terserang adalah kelenjar yang ada di leher.
Gejalanya,
kalau saya sih gak terlalu merasakan. Tau-tau sudah semakin besar saja
rasanya. Kelenjar di leher membengkak bahkan menyebar ke bagian lainnya.
Makin nambah deh bengkaknya. Ini terjadi karena adanya perdangan pada
kelenjar getah bening akibat bakteri TBC itu. Tubuh mulai agak lemah,
tidak kuat kecapean. Kalau cape kadang tiba-tiba sedikit demam n
kelenjar di leher pun ikut-ikutan panas.
Bahayanya,
kalau gak diobati tentu akan lebih mengganggu sistem kekebalan tubuh.
Resikonya, bengkak akan semakin membesar dan membesar melebihi penyakit
gondok. Kalau sudah begini tentu harus di operasi pengangkatan. Tapi
bisa juga kelenjar itu malah pecah alias bucat... Yang keluar adalah
nanah dan darah.
Seperti seorang teman yang satu masa pengobatan waktu di hasan sadikin. Alhamdulillah saya mah nggak........... ~_~
Seperti seorang teman yang satu masa pengobatan waktu di hasan sadikin. Alhamdulillah saya mah nggak........... ~_~
Pengobatannya,
sebelum mulai pengobatan saya telah melalui beberapa tahap untuk
mengetes positif atau tidaknya terkena TBC kelenjar. Tesnya itu tes
darah, rontgen torak (paru-paru), biopsi dan dahak.
Untuk rontgen yang difoto adalah bagian paru-parunya, ini untuk melihat apakah ada pengaruh dari TBC paru-paru atau tidak. Tes biopsi adalah tes jaringan yang ada pada bagian yang bengkak. Caranya dengan mengambil sampel pada daerah tersebut. Waktu itu saya disuntik di lehernya sampe 2 kali. Tes ini untuk melihat positif atau tidaknya TBC kelenjar.
Jika positif, maka tes selanjutnya adalah tes dahak. Tes dahak dilakukan 3 kali, dahak yang diperiksa adalah dahak setiap bangun pagi 3 hari berturut-turut. Tes dahak ini untuk melihat apakah BTA nya ada atau tidak, melihat positif negatifnya. Artinya, kalau negatif berarti bakteri yang ada pada penderita tidak menular.
Untuk rontgen yang difoto adalah bagian paru-parunya, ini untuk melihat apakah ada pengaruh dari TBC paru-paru atau tidak. Tes biopsi adalah tes jaringan yang ada pada bagian yang bengkak. Caranya dengan mengambil sampel pada daerah tersebut. Waktu itu saya disuntik di lehernya sampe 2 kali. Tes ini untuk melihat positif atau tidaknya TBC kelenjar.
Jika positif, maka tes selanjutnya adalah tes dahak. Tes dahak dilakukan 3 kali, dahak yang diperiksa adalah dahak setiap bangun pagi 3 hari berturut-turut. Tes dahak ini untuk melihat apakah BTA nya ada atau tidak, melihat positif negatifnya. Artinya, kalau negatif berarti bakteri yang ada pada penderita tidak menular.
Pada
saat pengobatan, terapi yang dilakukan adalah dengan meminum obat.
Terapi ini sama seperti TBC paru-paru. Obat harus diminum minimal 6
bulan dan sangat tidak boleh terlewat dan jamnya harus selalu sama.
Sekalinya terlewat maka pengobatan harus diulang. Waktu itu saya pernah,
sudah terapi selama 3 bulan, tapi tiba-tiba berhenti karena sakit. Jadi
diulang lagi ke bulan pertama.
Obatnya,
yang diberikan adalah OAT (Obat Anti TBC) dari strategi DOTS. OAT ini
merupakan paduan dari Rifamficin,Isoniazid,Etambutol dan Pirazunamid
yang dikemas dalam 1 kaplet obat dengan jumlah pemberiannya ditentukan
berdasarkan Berat bada Penderita. Untuk 2 bulan pertama meminum obat
yang besar banget buat saya, sebesar kacang merah. Diminum setiap hari
sekali langsung 3 buah.
Mulai
bulan ke-3 obatnya berganti menjadi warna kuning dan lebih kecil. Karna
saya hasil BTA nya (-) alias negatif maka mulai bulan ke-3 obatnya
diminum sehari diselang, jadi jadwal minumnya hari senin, rabu, dan
sabtu. Jumlahnya tetap sama, sekali minum 3 buah. Tapi.. untuk yang
hasil BTA nya (+), maka mulai bulan ke-3 obat harus diminum setiap hari.
Golongan,
pengobatan TBC ini ada golongan atau kategori-kategorinya. Untuk yang
pertama kali disebut kategori 1. Jika pernah terlewat dan kemudian
diulang, maka ia menjadi kategori 2. Jika diulang lagi, maka ia jadi
kategori 3. Untuk yang kategori ini, mau tidak mau terapinya itu harus
dengan obat suntik, setiap hari.
Sungguh sangat alhamdulillah saya bisa bebas dari terapi ini, pada tanggal 16 februari 2011, saya STOP obat TBC. ^_^
Pengobatan TBC bukan untuk menghilangkan bakteri pada bagian yang terserang. Pengobatan ini hanya mencegah pertumbuhan bakteri yang semakin parah. Bakteri TBC bersifat dormant. Suatu saat ia akan bangun lagi dan mulai tumbuh kembali.
Oleh karena itu, sangat harus menjaga kesehatan tubuh.
HATI-HATI TBC bisa menyebabkan kematian.....!!!
Pengobatan TBC bukan untuk menghilangkan bakteri pada bagian yang terserang. Pengobatan ini hanya mencegah pertumbuhan bakteri yang semakin parah. Bakteri TBC bersifat dormant. Suatu saat ia akan bangun lagi dan mulai tumbuh kembali.
Oleh karena itu, sangat harus menjaga kesehatan tubuh.
HATI-HATI TBC bisa menyebabkan kematian.....!!!